Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah kisah…
Kisah ini adalah sebuah kisah mulia dari seorang yang sangat
mulia…
Ya, siapa lagi kalau bukan nabi kita, Rasulullah Saw..
Rasulullah Saw adalah
seorang manusia, ya sama seperti kita hakikatnya, manusia adalah seseorang yang
memiliki hawa nafsu, amarah, perasaan, dan rasa sedih..
Rasulullah Saw pun
pernah mengalami masa-masa sedih lalu menangis, saat beliau belum diangkat
menjadi Rasul dan merasa sangat kehilangan, Allah SWT mengambil kembali anugrah
yang diberikan berupa kelahiran seorang
anak laki-laki yang sangat di dambakan oleh keluarga Rasulullah Saw…
Ketika
putra laki-laki Rasulullah Saw yang bernama Qasim menginggal dunia, Rasulullah
dan istrinya, Siti Khadijah merasa sangat kehilangan, bagi mereka musibah ini benar-benar terasa berat karena saat
itu, keluarga ini mendambakan seorang anak laki-laki yang diharapkan tumbuh
menjadi lelaki dewasa yang dapat membatu urusan hidup dan keluarga.
Saat bersedih beliau mengatakan
“ Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tapi lisan hanya boleh
mengucapkan apa yang membuat Allah ridha. Kami sungguh bersedih atas
kematianmu. “
Lalu beliau pasrahkan semua urusan kepada Allah SWT dan
dengan cepat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.. pasti ada sesuatu
dibalik cobaan yang Allah SWT berikan.
Lantas Rasulullah bangkit dari kesedihannya dan menghibur istrinya
tercinta Siti Khadijah sehingga tidak lama kesedihan pun kembali menjadi
kebahagiaan.
Subhanallah..
Betapa mulianya akhlak
nabi kita Muhammad Saw.. coba bandingkan dengan kita saat tertimpa musibah atau
diberikan sedikit masalah oleh Allah SWT.
Adakalanya kita mengeluh, lantas memaki.. mengapa begini?
Mengapa begitu? Terkadang saat bersedih
kita terlalu larut dalam kesedihan seakan-akan tiada lagi harapan untuk bangkit
dan menjalani hidup..
Bercermin dari akhlak Rasulullah saat mengalami musibah,
maka alangkah baiknya kita resapi perkataan beliau saat mengalami
musibah..
“……………. tapi lisan
hanya boleh mengucapkan apa yang membuat Allah ridha. Kami sungguh bersedih
atas kematianmu. “
Dalam menghadapi musibah, terkadang kita tidak bisa
mengontrol lisan untuk berkata yang buruk-buruk seakan tidak ridha dengan apa
yang telah Allah berikan.
Ada baiknya kita mencontoh Rasulullah saat tertimpa musibah.
Beliau menerima musibah tersebut dengan lapang dada, meskipun hatinya bersedih
meskipun air matanya mengalir.. tapi beliau katakan untuk tetap berbicara
sesuatu yang baik, pasti ada hikmah
dibalik semua rencana Allah SWT untuk kita.
Yakinlah bahwasanya
keikhlasan, kesabaran dan ketawakalan kepada Allah SWT akan membuat semuanya
menjadi mudah dan berbuah manis pada akhirnya.
Rasulullah Saw bersabda,
“Barangsiapa dikehendaki Allah
diberi kebaikan, Allah akan memberinya musibah.”
(H.R. Muslim )
siapa tahu dibalik musibah yang kita alami
ada Rahasia Allah yang tidak pernah kita tahu. Siapa tahu dibalik musibah Allah
SWT menyiapkan kebaikan untuk kita..
Wallahu ‘alam..
semoga bermanfaat..
daftarpustaka: Umar, Muhammad Mu'nim Abdul. 2007. Khadijah The true love story of Muhammad. Jakarta: Pena Pundi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar