Selasa, 29 Januari 2013

Fiqih : Menghafal dan murojaah Al-quran saat haid

   Terkait pertanyaan illa saat LU (lingkar ukhuwah) tentang hukumnya menghafal Al-quran ketika haid, kebetulan saya memiliki referensi buku fiqih yang insya Allah terpercaya, mungkin bisa menjawab pertanyaan illa..di bawah ini, saya ambil potongan penjabaran di buku tersebut.

    Tidak ada perselisihan di antara para fuqaha’ bahwa wanita yang sedang haid atau sedang nifas dibolehkan untuk membaca surah/ ayat Al-quran dengan hati tanpa menggerak-gerakkan lisan dan mengucapkannya, atau melihat langsung ke mushaf lalu membacanya dengan hati, atau sekedar mendengar bacaan orang lain.
Para fuqaha’ juga sepakat atas bolehnya wanita yang sedang haid atau sedang nifas untuk melafadzkan tasbih, tahlil, dan semua lafadz zikir lain yang bukan berasal dari Al-quran, yang dilakukan dengan suara jahr.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim disebutkan bahwasanya Rasulullah SAW suatu ketika bertelekan di pangkuan Aisyah kerika Aisyah sedang haid, lalu beliau membaca Al-quran.
Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan oleh bukhari-muslim disebutkan bahwa ummu ‘Athiyyah pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“ Hendaklah para gadis (pada umumnya), para gadis pingitan, dan para wanita yang sedang haid juga turut keluar-yakni ke tempat shalat hari raya- agar mereka semuanya dapat menyaksikan kebajikan dan syiar kaum mukminin. Namun bagi wanita yang sedang haid agar tidak mendekati tempat shalat.”

Hanya saja di sana terdapat perbedaan pendapat di antara para fuqaha’ tentang membaca Al-quran secara jahr dengan ucapan lisan bagi wanita haid dan wanita nifas… dan menurut pendapat yang lebih rajih, hal tersebut adalah boleh yakni jika memang diperlukan dan mendesak keadaannya. Seperti halnya untuk kepentingan belajar-mengajar, atau takut lupa terhadap ayat/surat Al-quran yang sudah dihafalnya (jika lama tidak dibaca), dan karena alasan-alasan lainnya yang serupa. Dan kebolehan di sini adalah sifatnya terikat, yakni terikat dengan adanya keperluan atau darurat. Adapun jika di sana tidak ada keperluan atau darurat, maka hukumnya tidak boleh.


kesimpulan : menghafal dan murojaah Al-quran saat haid diperbolehkan (untuk kepentingan pembelajaran)
kosakata   : jahr = mengeraskan suara (volume suara)
                   rajih = kuat 
wallahu a'lam.. semoga bisa menjadi rujukan dan bermanfaat :)
Sumber : fiqih wanita empat madzhab

Minggu, 13 Januari 2013

Cuplikan Percakapan Akhir Cerita

Saya pernah meminjam buku yang berjudul Panggilan Rasul, buku tersebut berisi cerpen-cerpen Hamsad Rangkuti yang sarat akan makna.. ada satu kisah yang sangat saya sukai di buku itu yang berjudul :
"Ayahku Seorang guru mengaji"
inilah sepenggal cuplikan  percakapan akhir cerita

"Ternyata banyak jalan menuju surga," kata ayah.
"Yang penting sampai," kataku. Kulihat ayah senyum, Ayah memandang tepat kepadaku.
"Soal sampai bukan urusan kita, itu rahasia Allah."
"Tapi itu kan janji Allah."
"Itu benar, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita melaksanakan apa yang menyebabkan Allah menepati janji-Nya."

ada yang bisa mengambil hikmah dari cuplikan percakapan tersebut? 

Sebuah Nyanyian Perjalanan



Dikutip dari sebuah karya lama HTR dan Gola Gong

Nyanyian sebuah perjalanan”
Dalam setiap hati kita ada mata hati yang sederhana dan denyutnya tak dapat dibohongi
ialah segala penglihatan kita yang dengan talanjang dapat

membedakan yang benar dan yang salah,
mengetahui siapa yang sengsara dan menyengsarakan,
siapa yang dusta dan siapa yang jujur
siapa yang nista dan siapa yang mulia
sebab atas nama illahi,
tanpa harus menyaksikan sekalipun,
ia tahu semua

dalam tiap kita juga ada matahari
yang dengan tegar dan peduli menyinari dan menebarkan
kehangatan cinta pada semesta,
maka jangan biarkan ia tertutup
tirai-tirai kengkuhan, keserakahan
dan kepalsuan...

Jumat, 04 Januari 2013

Intermezzo :)



Anak kecil selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi, mereka selalu antusias terhadap segala sesuatu dan selalu ingin tahu terhadap segala hal. Mereka membutuhkan jawaban dari seorang dewasa yang mereka anggap sudah mengerti banyak hal. Tak jarang kita menjadi tumpuan saat mereka bertanya. Resikonya adalah, kita harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan penuh kesabaran. Karena intensitas mereka bertanya tiada ampun dan tidak kenal lelah. Pertanyaan yang dilontarkan pun sangat beragam, dari hal-hal yang paling  sepele sampai hal-hal besar yang membutuhkan penjelasan yang rumit.
Keadaan ini adalah salah satu proses pembelajaran yang positif dimana adanya rasa ingin tahu yang besar adalah suatu bukti bahwa mereka memiliki semangat belajar yang tinggi. Kesempatan tersebut seharusnya kita arahkan kepada hal-hal yang baik agar terjadi pembentukan karakter yang baik pula. Sudah sepantasnya kita menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan baik, karena kalau-kalau salah dan sekenanya, mereka bisa salah pula mempersepsikannya. Dan terkadang menelannya secara bulat-bulat tanpa mengenal hal itu benar atau salah. Karena kemampuan anak kecil belum bisa membedakan yang benar dan yang salah, mereka membutuhkan semacam mentor yang mengarahkan mereka untuk mengatasi rasa ingin tahunya tersebut. Ini adalah tugas kita pula sebagai role mode untuk banyak mencari tahu  dan menambah wawasan tentang apa-apa saja yang mereka pertanyakan. Sehingga jawaban kita bisa menjadi acuan saat mereka hendak bertindak.
Hari ini tanggal 31 Desember 2012, adalah hari yang tidak terlupakan, karena saya merasa kerdil oleh pertanyaan adik saya yang sangat analitis. Saat saya hendak mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Isya, adik saya yang paling kecil (sebenarnya beranjak remaja : kelas 6 SD) melompat-lompat riang menghampiri saya dan bertanya secara spontan
“teh iiia, kalau disurga nanti orang-orang pakai kerudung gak?”
Glek. 
Ini adalah pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab sampai saya kehabisan kata-kata dan memilih untuk diam. Ya, saya speechless.. mematung selama beberapa menit sampai terdengar suara dari belakang menjawab
“pakai ciput ninja..!! hehehe… “ adik saya yang satunya lagi terkekeh geli.
Saya pun tidak kuat menahan tawa, sambil terus berpikir untuk menjawab, namun akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk mencari tahu dikemudian waktu hehe..
Suatu hal yang tidak terduga yang dilontarkan oleh anak kecil. Rasa ingin tahunya sampai sebegitu tingginya untuk mengetahui hal sedetil itu. Tapi menurut saya, pertanyaan tersebut benar-benar pertanyaan yang bermakna, sehingga saya  terinspirasi untuk mengkaji  tentang  Surga-Nya Allah SWT, sesuatu yang selama ini mungkin terabaikan..  padahal mungkin saja  dengan mengenal surga-Nya Allah SWT kita bisa lebih termotivasi untuk menggapainya..
Haah terimakasih guru kecilku.. J

Mengisi waktu luang dimalam tahun baru_ 31 Desember 2012.



Pesan Mati

“Pesan mati, jangan takut mati, meski kau sembunyi dia menghampiri…
 takutlah pada kehidupan setelah kau mati renungkanlah itu..” (Bimbo)

Potongan lirik lagu Bimbo tersebut mengajak kita untuk mengingat suatu hal, yakni akhir dari kehidupan ini. Dalam lirik lagu tersebut tersirat pesan berharga tentang kematian. Suatu hal yang pasti akan terjadi pada setiap insan, kematian merupakan rahasia terbesar Sang Illahi yang kedatangannya tidak dapat kita hindari. Kita tidak akan pernah tahu kapan maut akan menjemput, sedang apakah kita saat maut sedang menjemput, dimanakah kita saat maut sedang menjemput lalu dalam keadaan apakah kita saat maut sedang menjemput.. 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. QS. al-Anbiya (21) : 35

Kematian.. menyimpan sejuta misteri tentang keagungan Sang Maha Khalik dan menjadi suatu bukti kebesaran-Nya bahwa Dia Maha mampu berkehendak akan segala sesuatu. Namun disini, hal yang harus kita garis bawahi bukanlah soal kematian tapi perjalanan kita nanti setelah menghadapi kematian.. apakah yang sudah kita siapkan untuk menghadapi kematian? Bekal apakah yang kita miliki untuk kehidupan nanti di alam akhirat?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus selalu tersemat di dalam diri kita, agar diri selalu dalam kesadaran yang tinggi untuk secara kontinu melakukan evaluasi dan perbaikan..

Wallahu’alam.
Semoga bermanfaat..